MEZBAH KELUARGA, Sabtu 5 Desember 2020
MENYANYI : KJ 388.
S'lamat di tangan Yesus,
aman pelukanNya;
dalam teduh kasihNya
aku bahagia.
Lagu merdu malaikat
olehku terdengar
dari neg'ri mulia:
damai sejahtera.
(Ref.)
S'lamat di tangan Yesus,
aman pelukanNya;
dalam teduh kasihNya
aku bahagia.
Yesus, Perlindunganku,
t'lah mati bagiku;
padaNya 'ku percaya:
Yesus kekal teguh.
Biar bertabah hati
'ku menantikanNya
sampai hariNya tiba
dan fajar merekah.
(Ref.)
S'lamat di tangan Yesus,
aman pelukanNya;
dalam teduh kasihNya
aku bahagia.
DOA :
Ya TUHAN,
Setiap pagi ingatkanlah kami akan kasih-Mu, sebab kepada-Mulah kami berharap. Tunjukkanlah kepada kami jalan yang harus kami tempuh, sebab kepada-Mulah kami berdoa. Amin
MEMBACA ALKITAB : Matius 10:5-10
RENUNGAN :
Setelah menasihati para murid untuk memohon pekerja kepada Allah Bapa (Mat. 9:38), Yesus tidak membiarkan para murid lepas tangan. Sang Guru mengajak para murid-Nya terlibat langsung dalam pekerjaan Allah dengan menjadi pribadi yang diutus (rasuli).
Kisah pengutusan kedua belas murid itu sangat menarik untuk disimak.
Pertama,
Yesus memanggil para murid tidak hanya untuk menikmati persekutuan dengan-Nya, tetapi mau diutus (5) untuk membagikan apa yang pernah mereka rasakan saat bersama Yesus. Orang Kristen dipanggil tidak untuk menikmati sendirian saja kasih Kristus, tetapi juga memberikan kesempatan bagi orang lain untuk merasakannya.
Kedua,
Yesus tidak mengutus orang sendirian saja. Perhatikan kata "kedua belas murid itu". Bahkan, Markus mencatat bahwa para rasul itu diutus berdua-dua (Mrk. 6:7). Dengan berdua-dua, mereka dapat saling mendukung, menguatkan, atau menguji jika ada suatu pendapat. Bisa jadi, Yesus hendak menghindari kecenderungan sikap sombong dalam diri para murid-Nya. Jika hanya satu orang, saat berhasil mudah bagi dia untuk mengklaim sukses tersebut sebagai karyanya sendiri. Pengutusan secara kelompok memampukan orang belajar memahami bahwa keberhasilan bukan karyanya semata, tetapi orang lain, juga Tuhan.
Ketiga,
Yesus memberi kuasa-kuasa memberitakan Injil, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, dan mengusir setan-setan (7-8) Jelaslah bahwa utusan membawa wibawa pribadi pengutusnya. Kenyataan ini seharusnya membuat para utusan Kristus tak perlu bersikap rendah diri. Bagaimanapun, Kristus yang telah mengutus dan memberi kemampuan kepada mereka.
Keempat,
Yesus melarang para murid membawa harta dan bekal (9-10). Yesus hendak mengajar para murid-Nya pasrah total kepada-Nya selaku Pengutus. Artinya, Kristus yang akan mencukupkan kebutuhan mereka melalui orang-orang yang menerima pelayanan mereka. Dan sewajarnyalah, setiap utusan berserah diri secara total kepada Pribadi yang mengutusnya.
MENYANYI : GB 277.
Firman Allah sudah 'kau dengar.
Laksanakan dalam hidupmu.
Firman Allah hendaklah kau sebar
pada orang di sekelilingmu.
(Ref.)
Hai pergi segera, Tuhan utus dirimu;
wartakan karya kasih-Nya.
Roh kudus menolongmu
dan memimpin langkahmu;
majulah tetap teguh.
Firman Tuhan jadi pandumu,
janganlah andalkan egomu.
sangkal diri sebagai hamba-Nya;
jadi saksi setia dan tekun.
(Ref.)
Hai pergi segera, Tuhan utus dirimu;
wartakan karya kasih-Nya.
Roh kudus menolongmu
dan memimpin langkahmu;
majulah tetap teguh.
DOA :
Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.; Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.; Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar