Bahan PA MALAM NATAL
Kamis, 24 Desember 2020
TIGA PERSEMBAHAN YANG INDAH
Bacaan Alkitab: Matius 2:1-12
Setelah kelahiran-Nya, Yesus, ketika Dia berusia 8 hari, disunat, dan pada waktu itu nama yang diberikan adalah YESUS. Tiga puluh tiga hari kemudian, sesuai dengan hukum dalam Imamat 12:3-4, Maria dan Yusuf membawa Yesus ke Bait Allah di Yerusalem untuk diserahkan kepada Tuhan (Lukas 2:21-24). Maria, Yusuf, dan Yesus kemudian kembali ke Betlehem, tinggal di suatu rumah, dan menetap di sana untuk beberapa waktu, kemungkinan sampai Yesus berusia 2 tahun. Ketika orang-orang Majus datang untuk menyembah Yesus, Dia bukan lagi seorang bayi, dan Alkitab merujuk kepada-Nya sebagai "Anak-anak". Yesus diperkirakan saat itu mendekati usia 2 tahun. Barangkali inilah alasan mengapa Herodes ingin membunuh semua anak laki-laki yang berusia di bawah 2 tahun.
Ketika ketiga orang ini melihat Anak itu, mereka tersungkur dan menyembah Dia. Barangkali mereka adalah orang-orang kafir pertama yang menyembah Yesus. Penyembahan selalu terdapat dalam Alkitab dalam konteks pengorbanan dan memberikan sesuatu yang bernilai. Raja Daud, berabad-abad sebelumnya pernah berkata, "Aku tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku, korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa" (2 Samuel 24:24). Orang-orang Majus membawa persembahan yang bernilai tinggi dan memiliki sifat nubuatan.
Pertama, emas. Emas selalu merupakan simbol keilahian, dan ketika mereka mempersembahkannya, mereka tidak hanya mengatakan bahwa Dia adalah Raja Orang Yahudi, tetapi mereka juga mendeklarasikan bahwa Dia adalah Allah.
Kedua, kemenyan. Kemenyan sangatlah harum dan digunakan dalam ibadah ketika menyerahkan suatu persembahan kepada Allah (Keluaran 30:34). Itu merupakan simbol kekudusan dan kebenaran. Yesus adalah Dia yang Benar dan Kudus, yang bersedia menjadi korban dan mempersembahkan diri-Nya secara utuh untuk melakukan kehendak Bapa.
Ketiga, mur. Mur adalah rempah-rempah yang digunakan dalam pembalsaman dan menyimbolkan kepahitan, kesengsaraan, dan penderitaan. Yesus akan bertumbuh dewasa untuk menderita secara hebat dan untuk memberikan nyawa-Nya di atas kayu salib bagi kita.
Sungguh persembahan yang memiliki signifikansi nubuatan, yang mendeklarasikan bahwa Yesus adalah Allah, yang berbicara tentang persembahan dari diri-Nya sendiri dan kematian-Nya di atas kayu salib. Pada saat Natal, kadang kita menyanyikan kata-kata ini:
"Apa yang dapat diberikan kepada-Nya, oleh aku yang miskin ini?
Seandainya aku seorang gembala, aku akan memberikan seekor domba;
Seandainya aku seorang Majus, akan kulakukan bagianku;
Apalah yang bisa kuberikan kepada-Nya: kecuali hatiku."
Sumber: Buku "Janji - Makna Natal yang Sejati" karya Michael Ross - Watson, halaman 55 - 56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar