Bahan PA Untuk Menyambut Natal
Bacaan Alkitab: Yesaya 9:6; Filipi 2:5-11
ALLAH YANG PERKASA
"Dia adalah Allah yang Perkasa." Ayat ini memberitahukan secara tepat siapakah Yesus itu -- Dia adalah Allah yang berinkarnasi, Dia yang Mahakuasa. Yesaya sedang menegaskan hakikat keilahian Mesias! Dia adalah Allah sendiri.
Betapa menakjubkannya hal ini, yaitu bahwa Allah yang perkasa merendahkan diri-Nya sendiri dan menjadi seorang manusia. Dia meninggalkan kemuliaan rumah-Nya di surga, dan menjadi manusia, tinggal di dalam dunia yang rusak, berdosa, dan suka memberontak. Charles Wesley menyebutkan seperti ini dalam salah satu himnenya, "Secara tidak terpahami, Allah membatasi diri dalam satu rentang waktu buatan manusia."
Bertahun-tahun yang lalu, salah satu teman kami pergi untuk bekerja di tengah-tengah orang miskin dan tunawisma di daerah kumuh di Calcutta, India. Dia berasal dari keluarga Inggris kelas menengah yang baik dan nyaman. Dia menulis surat kepada kami dan mengatakan bahwa dia mulai menyadari sedikit lebih banyak tentang apa artinya bagi Yesus untuk datang dari kemuliaan dan keajaiban surga dan hidup di dunia.
Paulus mengutip dalam Filipi 2:6-11 yang mungkin merupakan himne dari gereja mula-mula. Alkitab Studi The Life Application secara mengagumkan merangkum apa arti Kristus menjadi manusia.
"Inkarnasi merupakan tindakan dari Anak Allah yang sudah ada sebelumnya yang secara sukarela mengambil rupa manusia dan sifat manusia. Tanpa berhenti menjadi Allah, Dia menjadi manusia, manusia yang bernama Yesus. Dia tidak membuang keilahian-Nya untuk menjadi manusia, tetapi Dia rela tidak menggunakan hak-Nya atas kemuliaan dan kuasa-Nya. Dalam penundukkan diri kepada kehendak Bapa, Kristus membatasi kuasa dan pengetahuan-Nya. Yesus dari Nazaret dibatasi oleh waktu, tempat, dan banyak lagi keterbatasan manusia lainnya. Yang membuat kemanusiaan-Nya unik adalah keterbebasan-Nya dari dosa. Dalam kemanusiaan-Nya yang penuh, Yesus menunjukkan kepada kita segala sesuatu tentang karakter Allah yang dapat dinyatakan dalam istilah manusia."
Seperti yang ditulis oleh seorang penyair, "Inilah Allah kita, Raja yang Melayani ...."
Pertanyaan:
1. Paulus memberikan pengantar untuk himne dari gereja mula-mula ini dengan pernyataan, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" (Filipi 2:5). Apa yang Anda pelajari tentang sikap ini dari himne yang dikutip oleh Paulus ini?
2. Bagaimanakah kita secara praktis memiliki sikap ini dalam kehidupan Kristen kita sehari-hari?
3. Yesus secara sukarela membatasi kuasa dan pengetahuan-Nya ketika Dia menjadi manusia. Jika demikian, bagaimana Dia bisa melayani dengan cara yang Dia kerjakan (Kisah Para Rasul 10:38)? Apa artinya itu bagi kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar