Mezbah Keluarga SENIN, 28 Desember 2020
MENYANYI : KJ 120. (1, 2)
(Ref.)
Hai, siarkan di gunung
di bukit dan di mana jua,
hai, siarkan di gunung lahirnya Almasih!
Di waktu kaum gembala
menjaga dombanya,
Terpancar dari langit cahaya mulia.
(Ref.)
Hai, siarkan di gunung
di bukit dan di mana jua,
hai, siarkan di gunung lahirnya Almasih!
Gembala sangat takut ketika mendengar
nyanyian bala sorga gempita menggegar.
DOA :
Berhembuslah di dalam diri kami Ya Roh Kudus, supaya pikiran kami semua kudus;
Bertindaklah di dalam diri kami Ya Roh Kudus, supaya pekerjaan kami juga kudus;
Tariklah hati kami Ya Roh Kudus, supaya kami mencintai hanya yang kudus;
Kuatkanlah kami Ya Roh Kudus untuk membela apa yang kudus; Maka jagalah kami Ya Roh Kudus, supaya kami tetap kudus. Amin.
BACA ALKITAB : Yohanes 1 : 5-12
RENUNGAN :
YOHANES PEMBAPTIS ADALAH SAKSI
Mereka yang menyaksikan sendiri sebuah peristiwa adalah SAKSI MATA. Yohanes adalah salah satu saksi kunci mengenai perkataan dan kehidupan Yesus, karena ia mempunyai pengalaman bersama Yesus. Itulah yang telah membuat dirinya makin mengenal siapakah Yesus itu. Bagi Yohanes, Yesus adalah Firman Allah yang menjadi manusia (1-3), Dia juga adalah Terang (4-9, 12). Keberadaan Yesus ini tidak serta-merta membuat manusia dapat dengan mudah menerima kehadiran dan perbuatan-Nya. Yohanes mencatat bahwa manusia menolak-Nya (10-11).
Kebersamaan dan kedekatan Yohanes dengan Yesus memberikan banyak pengalaman rohani yang berkualitas. Pengalaman itu membuat Yohanes mengenal dan memahami identitas Yesus. Pengenalan yang berkualitas inilah yang seharusnya kita miliki supaya kita mampu dan siap sedia menjadi saksi bagi kebenaran-Nya.
Melalui bacaan hari ini, kita dapat memahami posisi hamba Allah sesungguhnya. Yohanes adalah hamba Allah. Hamba Allah adalah saksi. Ia itu bukan Allah. Ia juga bukan perantara Allah dengan umat. Fungsi utama hamba Allah adalah menyampaikan berita karya Allah yang terjadi kepada manusia dan mengajarkan orang untuk merespon-Nya dengan benar. Hal inilah yang membuat Yohanes Pembaptis berkata, "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (3:30)
Kita semua pengikut Kristus juga termasuk sebagai hamba Allah. Hidup kita adalah suatu persembahan untuk kemuliaan Allah. Belajar dari Yohanes Pembaptis, bukan diri kita yang menjadi sasaran dari pelayanan yang kita lakukan. Sebaliknya, Allah sajalah yang layak untuk menerima pujian, hormat, dan kemuliaan. Jangan sampai takabur.
MENYANYI : GB 115. (1, 2)
Utuslah kami masuk dalam dunia ini
menjadi saksi bagi kerajaan-Mu;
membawa damai dan terang-Mu yang abadi,
menabur kasih bagi dunia yang resah.
(Ref.)
Utuslah kami jadi saksi yang setia,
membawa kabar sukacita yang abadi,
supaya dunia mengaku dan percaya;
Engkaulah Yesus, Tuhan, Jurus’lamat dunia.
Berilah kami hati tulus melayani,
menolong orang-orang berbeban berat.
Berilah kami Roh yang tabah dan setia
untuk nyatakan kasih bagi dunia.
(Ref.)
Utuslah kami jadi saksi yang setia,
membawa kabar sukacita yang abadi,
supaya dunia mengaku dan percaya;
Engkaulah Yesus, Tuhan, Jurus’lamat dunia.
DOA :
Ya Allah kehidupan, Allah kasih,
di sini sekarang aku persembahkan kepada-Mu seluruh hidupku.
Seperti empu yang menekuk bambu dan mengukirnya, bentuklah dan pakailah aku.
Jadikan aku suatu alat yang baik,
yang Engkau dapat hidupkan,
menjadi hamba-Mu, menjadi saksi-Mu.
juga ajarlah aku menyanyikan pujian, hormat, dan kemuliaan kepada-Mu.
Dalam nama Tiga yang Kudus,
Yang ada dahulu, kini dan nanti.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar