🌺 PANGGILAN DAN PENGUTUSANMU ADALAH UNTUK SETIA 🌺
SBU 2 Samuel 15:13-18
Tetapi Itai menjawab raja: "Demi TUHAN yang hidup, dan demi hidup tuanku raja, di mana tuanku raja ada, baik hidup atau mati, di situ hambamu juga ada. (ayat 21)
Bacaan hari ini mau mengatakan kepada kita semua bahwa kesetiaan terjadi karena memiliki hubungan yang akrab dan prinsip yang teguh. Kesetiaan yang benar, bahkan, jauh melampaui hubungan darah, kekerabatan bahkan kesukuan.
Ketika Daud menghadapi kenyataan yang membahayakan hidupnya dan keluarganya, dia menggunakan daya penalaran yang jernih! Dia rela meninggalkan istana agar jangan sampai celaka.
Memang keberanian dibutuhkan untuk melawan, tetapi di samping keberanian juga dibutuhkan kearifan untuk mengalah, agar tidak terjadi pertumpahan darah yang sia-sia. Daud tidak menghendaki Yerusalem hancur. Daud juga tidak ingin membunuh Absalom, anaknya sendiri.
Apatah artinya harta dan tahta bila tiada lagi kesetiaan? Ironis memang. Anak kandung sendiri, Absalom, mau mencelakakan orang tuanya, sebaliknya orang-orang lain dan bahkan orang asing justru menyatakan dukungan dan kesetiaan mereka terhadap Daud yang sedang mengungsi dan belum memiliki masa depan yang pasti!
Kesetiaan memang masih jauh lebih bernilai dari pada kedudukan, harta dan kemuliaan. Kesetiaan jauh melampaui hubungan darah, kekerabatan bahkan kesukuan.
Karenanya, setialah.
Bunda Teresa
Alkisah, pada suatu sore, seseorang bertanya kepada Bunda Teresa, "Ibu telah melayani kaum miskin di Calcuta, India. Tetapi, tahukah Bunda, bahwa masih ada jauh lebih banyak lagi orang miskin yang terabaikan? Apakah Bunda tidak merasa gagal?"
Bunda Teresa menjawab, "Anakku, aku tidak dipanggil untuk berhasil, tetapi aku dipanggil untuk setia."
Setiap kita sebagai pelayan Tuhan di mana pun berada dan dalam peran apa pun, tidak dipanggil untuk berhasil. Sekali lagi, tidak. Mengapa? Sebab jika panggilannya adalah keberhasilan, kita akan sangat riskan. Kita akan jatuh pada kesombongan atau penghalalan segala cara.
Lalu bagaimana?
Kita sebagai pelayan Tuhan dipanggil untuk setia! Melakukan tugas pelayanan dengan penuh komitmen dan tanggung jawab.
Semampunya, bukan semaunya.
Dalam melayani, bisa saja kita melihat bahwa apa yang kita lakukan seolah-olah tidak ada hasilnya. Bila kita menghadapi situasi demikian, jangan undur. Tetaplah setia. Kesetiaan kita dalam melayani Tuhan tidak akan pernah sia-sia.
PANGGILAN DAN PENGUTUSAN KITA ADALAH UNTUK SETIA ADAPUN HASILNYA SERAHKAN PADA-NYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar