MEZBAH KELUARGA
Sabtu, 23 Januari 2021
Menyanyi : KJ 27. (1, 2)
MESKI TAK LAYAK DIRIKU
🎶
Meski tak layak diriku,
tetapi kar'na darahMu
dan kar'na Kau memanggilku,
'ku datang, Yesus, padaMu.
🎶
Sebagaimana adanya
jiwaku sungguh bercela,
darahMulah pembasuhnya;
'ku datang, Tuhan, padaMu.
Berdoa :
🤲
Ya Allah,
terangi pikiran kami dengan kebenaran;
Kobarkan hati kami dengan cinta;
Ilhami kehendak kami dengan keberanian;
Perkaya hidup kami dengan pelayanan;
Ampunilah salah kami yang lalu;
Kuduskan hidup yang kami jalani;
Dan bentuklah bagaimana kami seharusnya.
Amin
Membaca Alkitab :
📖 Matius 12:22-37
Renungan : BUTA KEBENARAN
Pada hari itu Yesus menyembuhkan orang yang buta dan bisu yang sekaligus dirasuki setan (22). Sebuah mukjizat yang menakjubkan, yang menunjukkan kuasa ilahi, karya Allah Yang Mahabesar.
Orang-orang Farisi memahami apa yang tercatat di dalam Alkitab, namun sulit bagi mereka untuk mengakui bahwa Yesus adalah Mesias. Hati mereka dipenuhi oleh iri dan dengki. Perasaan marah orang-orang Farisi kepada Yesus terus berlanjut. Kondisi makin memanas ketika orang banyak merasa takjub dan mulai meyakini bahwa Yesus adalah anak Daud (23). Sebutan Anak Daud merujuk pada Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan. Kondisi ini mengancam kedudukan orang-orang Farisi yang secara politik dan agama berkuasa pada masa itu. Oleh karena iri dan merasa terancam, mereka menuduh bahwa mukjizat yang dilakukan oleh Yesus berasal dari kuasa Beelzebul (24).
Pengetahuan akan kebenaran Alkitab dan mukjizat yang telah dilihat di depan mata tidak menjadikan orang Farisi takjub dan percaya. Sebaliknya, perasaan iri dan dengki menjadikan hati mereka buta. Mereka menjadi tidak puas terhadap keberadaan diri yang telah ditetapkan oleh Tuhan di dalam tatanan semesta alam. Kedengkian dapat muncul dalam bentuk kecemburuan, persaingan, dan kecurigaan sehingga melahirkan tuduhan-tuduhan dan pencideraan nama baik. Yesus menegur orang-orang Farisi yang dikuasai dengki, yang hatinya dikuasai kejahatan, dan yang tidak melihat kedatangan Mesias.
Saat kebenaran dinyatakan, sudah semestinya kita bertobat dan tidak bersikap seperti orang Farisi. Kita diajak untuk berani melakukan introspeksi diri. Kita perlu menerima kebenaran dengan hati terbuka dan merenungkan firman-Nya atas diri kita. Dengan begitu, kita tidak membiarkan diri dibutakan oleh kemanusiaan kita, tetapi kita mau tunduk dan mengikuti kebenaran Tuhan.
Amin.
Menyanyi : KJ 27. (3, 4)
MESKI TAK LAYAK DIRIKU
🎶
Terombang-ambing, berkeluh,
gentar di kancah kemelut,
ya Anakdomba Allahku,
ku datang kini padaMu.
🎶
Sebagaimana adaku
celaka, buta dan kelu;
segala apa yang perlu
'ku dapat dalam diriMu.
Berdoa :
🤲
"Ya Allah yang hidup dan berbelaskasih, Engkau memanggil kami mengasihi sesama kami dan menjadi pembawa harapan dan anugerah-Mu dalam hidup kami.
Lapangkan hati dan visi kami untuk menyambut dengan belas kasih mereka yang di sekitar kami,
yang bergumul di masa yang tak menentu ini, bingung, berduka dan menderita.
Berilah kami keberanian melakukan kebaikan yang mentransformasi sosial meskipun berisiko..."
---- saat teduh ----
Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar