MEZBAH KELUARGA
Senin, 11 Januari 2021
MENYANYI : KJ 63. (1)
Tuhan, karyaMu Sungguh Besar
Tuhan, karyaMu sungguh besar, ya Khalik semesta:
bintang dan bulan, surya terang, gunung,
lembah yang tinggi rendah,
laut yang dalam, sungai kecil ciptaan firmanMu.
BERDOA :
Ya Allah
Engkau abadi, gaib, dan arif.
Dan kami memuji Engkau.
Keadilan-Mu tinggi seperti gunung,
kebaikan dan kasih-Mu mengalir
turun melalui mata air.
Engkau jauh dan tersembunyi,
namun kami mengenal Engkau
sebagai Sang Khalik, Penebus dan
Penopang terkasih.
Berkatilah kami
dan tinggallah bersama kami sekarang.
Dalam Nama-Mu yang kudus
kami mohon.
Amin.
BACA ALKITAB : Mazmur 104:10-12
RENUNGAN : BANALITAS ECOCIDE
Mazmur 104 mengagungkan karya Allah yang menciptakan alam semesta sehingga segenap alam berjalan teratur menuruti ekosistem yang rumit, namun serasi. Alam Ciptaan Tuhan menyatakan kebaikan Tuhan, Ia memelihara ciptaan-Nya. Segala kebutuhan primer manusia dan makhluk hidup lainnya sudah tersedia di alam. Air, makanan, dan tempat tinggal merupakan tiga kebutuhan mendasar semua mahkluk hidup. Semua itu telah Tuhan sediakan saat Ia menciptakan alam semesta dan segala isinya. Dan karena semuanya itu, maka Pemazmur memuji kebaikan Tuhan.
Tentang Banalitas Ecocide. Banalitas, menurut KBBI, kata banal diartikan sebagai kasar, tidak elok, biasa sekali. Artinya adalah sesuatu yang tidak elok tapi dianggap biasa. Ecocide adalah tindakan terencana baik langsung maupun tidak langsung dengan tujuan untuk menguras, menghancurkan dan memusnahkan eksistensi dasar ekologi dari sebuah tata kehidupan semua mahluk didalamnnya. Ecocide adalah melakukan tindakan yang tujuannya mengganggu atau merusak sebuah ekosistem manusia. Jadi, melakukan Ecocide artinya adalah melakukan perusakan terhadap lingkungan. Sehingga pengertian dari Banalitas Ecocide adalah sikap yang menganggap biasa tindakan melakukan perusakan terhadap lingkungan.
Tuhan telah menciptakan alam semesta dengan baik, tertata rapi, dan harmonis. Namun, alam semesta menjadi rusak, kacau, dan tidak seimbang karena ulah manusia. Dalam keberdosaannya, manusia tidak merawat dan memelihara alam, melainkan mengeksploitasi alam secara membabi buta. Masalah lingkungan alam seperti soal air kotor, tanaman yang tidak subur, tempat tinggal yang tak layak, banjir di mana-mana, dan lainnya, maka persoalannya bukan ada pada Tuhan, tetapi pada manusia yang bersikap banalitas ecocide.
Bagi orang Kristen, kepekaan terhadap tanggung jawab ekologis dimulai ketika kita mensyukuri setiap kebaikan dan keindahan Tuhan dalam alam semesta. Menghayati pujian mazmur ini kepada Allah Sang Pencipta yang memelihara ciptaan-Nya, kita harus wujudkan pujian itu dengan kembali bertanggung jawab atas tugas kita sebagai gambar Allah. Mari kita bangun kembali alam yang sudah rusak. Kita dukung gerakan penghijauan, mencegah perusakan yang lebih parah dari hutan-hutan kita, membatasi diri dari menggunakan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan, yang sulit didaur ulang, dst.
Amin.
MENYANYI :
KJ 63. (2)
Tuhan, karyaMu Sungguh Besar
Tuhan, curahkanlah kasihMu, lindungi umatMu.
Biarlah RohMu tinggal serta
dan memb'ri kami hidup kekal.
Tuhan, dengarlah doa syukur, pujian padaMu.
BERDOA :
Bapa dalam sorga,
kami mohon basuhlah jiwa kami, agar oleh hikmat-Mu, Engkau mampukan hati, pikiran serta motorik kami tergerak untuk menjaga hutan biodiversitas dari keserakahan.
Bapa kami yang di sorga,
Dikuduskanlah nama-Mu,
datanglah Kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar