Jumat, 05 November 2021

IBADAH YANG SEJATI : "Hati yang takut akan TUHAN" ~ Mezbah Keluarga ~ 6/11/2021




MEZBAH KELUARGA 
Sabtu, 6 November 2021
Yohanes 4:19-21, 23
IBADAH YANG SEJATI : "Hati yang  takut akan TUHAN"

 
 

💠 MEMBACA MAZMUR :
       ðŸ“œ Mazmur 119:10

Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, 

JANGANLAH BIARKAN AKU MENYIMPANG DARI PERINTAH-PERINTAH-MU! 


 
💠 SAAT TEDUH
Meneduhkan, menenangkan, dan memusatkan hati kepada Tuhan.


💠 MENYANYI :  KJ 4.

🎶
Hai mari sembah Yang Maha besar,
Nyanyikan syukur dengan bergemar.
Perisai umatNya, Yang Maha esa,
Mulia namaNya, takhtaNya megah

🎶
Hai masyhurkanlah keagunganNya;
cahaya terang itu jubahNya.
Gemuruh swaraNya di awan kelam;
Berjalanlah Dia di badai kencang.

🎶
Ya Mahabesar, kekal kasihMu;
malaikat memb'ri pujian merdu,
pun kami, mahlukMu kecil dan lemah,
mengangkat pujian serta menyembah.



💠 BACAAN ALKITAB :
      📖  Yohanes 4:19-21, 23

19 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. 

20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." 

21 Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. 

23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. 



💠 RENUNGAN : 


IBADAH YANG SEJATI : "Hati yang  takut akan TUHAN"

Ibadah yang sejati bukanlah sekadar kegiatan lahiriah belaka, namun ibadah yang bersumber dari hati yang menghormati Allah. Memang tidak jarang antara tindakan lahiriah dengan sikap hati yang sebenarnya bersifat bertolak belakang. Bisa saja di dalam tindakannya seseorang nampak seperti menghargai orang lain, padahal di dalam hati ia meremehkan orang lain tersebut. Demikian pula halnya dengan ibadah kepada Allah. Bisa saja seseorang secara lahiriah nampak beribadah kepada Allah padahal di dalam hati ia meremehkan Tuhan. Itu sebabnya ibadah yang sejati bukanlah sekadar suatu kebiasaan lahiriah, namun harus bersumber dari hati yang sungguh-sungguh menghormati Allah.

 

Makna dari ibadah yang sejati ini dikemukakan oleh Yesus dan dicatat di dalam Yohanes 4. Di situ ditulis bahwa Ia berkata kepada seorang perempuan Samaria: "Kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem." Artinya ibadah bukan sekadar kegiatan lahiriah yang tergantung pada tempat. Kemudian Ia berkata: "Saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran." Hal ini menunjukkan bahwa ibadah merupakan ungkapan sikap hati kepada-Nya. Di dalam hal ini yaitu hati yang menghormati Allah, sehingga penyembahan itu dilakukan dalam kebenaran.

 


PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN SECARA PRIBADI :

Sudahkah Anda melakukan ibadah yang sejati kepada Tuhan? Apakah wujudnya?
 

💠 SAAT TEDUH
Meneduhkan hati di hadapan Tuhan.
 

💠 MENYANYI :   PKJ 280

🎶
Takut akan Tuhan, 
yaitu permulaan pengetahuan,
tapi orang bodoh, 
selalu menghina hikmat dan didikan.
Baiklah orang bijak belajar 
dan menambah ilmu yang arif
agar beroleh pengertian 
yang bijaksana.


🎶
Takut akan Tuhan 
sediakan pertolongan bagi yang jujur,
dan jadi perisai, 
menjaga orang yang benar dan setia.
Oleh sebab itu, tempuhlah 
jalan lurus serta yang baik
untuk mencapai hidup damai 
bersama Tuhan.



💠 BERDOA :
 
......

 
Ya Allah, Tuhan dan Raja hidup kami, Engkau layak menerima pujian, hormat dan kemuliaan, karena Engkaulah pencipta langit dan bumi, penguasa alam semesta yang mahamulia. 

Di hadapan-Mu semua makhluk datang menyembah dan kepada-Mulah kami menaklukkan diri kami. Sebab Engkaulah yang mahakudus dan kehendak-Mu adalah kebenaran. 

Ya Tuhan, di dalam hormat dan takut kepada-Mu kami datang menyembah-Mu.

Ampunilah diri kami kalau selama ini ibadah kami kepada-Mu hanyalah sekadar kegiatan lahiriah yang tidak sungguh-sungguh bersumber dari hati yang menghargai diri-Mu. 

Dalam pengasihan-Mu, kami memohon ya Tuhan, baharuilah batin kami agar ibadah kami dapat berkenan kepada-Mu.

 

Ya Tuhan, mengawali hari yang baru ini kembali kami mengangkat ucapan syukur kami kepada-Mu. 

Sungguh limpah kebaikan-Mu bagi diri kami.
Dan kami percaya sebagaimana Engkau telah menolong diri kami di hari-hari yang lampau Engkau akan melakukan hal yang sama pada hari ini. 

Ya Allah sumber hikmat, tuntunlah diri kami dengan hikmat-Mu yang tidak terbatas itu agar kami mampu membuat keputusan-keputusan yang benar dan yang berkenan kepada-Mu. 

Dalam pengasihan-Mu kami mohon, sertailah diri kami dengan kasih dan kuasa-Mu agar berkat dan perlindungan-Mu senantiasa mengikuti hidup kami.

Jadikanlah kami sebagai saluran kasih-Mu bagi orang-orang yang ada di sekitar kami sehingga hidup kami merupakan saksi-Mu di manapun diri kami berada. 

Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Raja kami, kami berdoa.
 
****

Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. 

Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. 
Amin. 

Tidak ada komentar: