Minggu, 26 Juni 2022

MEZBAH KELUARGA ~ Senin, 27/6/2022







MEZBAH KELUARGA ~ Senin, 27/6/2022
 


💠 MEMBACA MAZMUR :
      📜 Mazmur 28:7
       (Dilla, mulai)

TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; 

kepada-Nya hatiku percaya. 

Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku

dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya. 



💠 MENYANYI :  NKB 133 (1, 3)

🎶
Syukur padaMu, ya Allah, atas s’gala rahmatMu;
Syukur atas kecukupan dari kasihMu penuh.
Syukur atas pekerjaan, walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman.





🎶
Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra;
Syukur atas perhimpunan yang memb’ri sejahtera.
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah;
Syukur atas pengharapan kini dan selamanya!













💠 DOA HARI INI :
      (Mama)

Ya Bapa Sorgawi yang mahakasih, oleh anugerah Kristus Yesus penyelamat jiwa kami, 

Pagi hari ini kami bersyukur kepada-Mu, sebab dengan damai sejahtera-Mu Engkau telah melindungi dan menaungi hidup kami di sepanjang hari kemarin.

Dan pagi hari ini, dalam kesegaran baru,  kami menikmati hari baru pemberian-Mu.


Ya Roh Kudus sumber kearifan dan kekuatan,, Terangilah hati pikiran kami agar Sabda Kebenaran mengarahkan perjalanan hidup kami di sepanjang hari ini menuruti Kehendak TUHAN. 

Ya Bapa yang mahakuasa, dalam pengasihan-Mu, kami berdoa dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin



💠 BACAAN ALKITAB :
      (papa mulai)
      📖   Ratapan 1:12-17 

1:12 Acuh tak acuhkah kamu sekalian yang berlalu? Pandanglah dan lihatlah, apakah ada kesedihan seperti kesedihan yang ditimpakan TUHAN kepadaku, untuk membuat aku merana tatkala murka-Nya menyala-nyala! 

1:13 Dari atas dikirim-Nya api masuk ke dalam tulang-tulangku; dihamparkan-Nya jaring di muka kakiku, didesak-Nya aku mundur; aku dibuat-Nya terkejut, kesakitan sepanjang hari. 

1:14 Segala pelanggaranku adalah kuk yang berat, suatu jalinan yang dibuat tangan Tuhan, yang ditaruh di atas tengkukku, sehingga melumpuhkan kekuatanku; Tuhan telah menyerahkan aku ke tangan orang-orang, yang tidak dapat kutentangi. 

1:15 Tuhan membuang semua pahlawanku yang ada dalam lingkunganku; Ia menyelenggarakan pesta menentang aku untuk membinasakan teruna-terunaku; Tuhan telah menginjak-injak puteri Yehuda, dara itu, seperti orang mengirik memeras anggur. 

1:16 Karena inilah aku menangis, mataku mencucurkan air; karena jauh dari padaku penghibur yang dapat menyegarkan jiwaku; bingunglah anak-anakku, karena terlampau kuat si seteru." 

1:17 Sion mengulurkan tangannya, tetapi tak ada orang yang menghiburnya; terhadap Yakub dikerahkan TUHAN tetangga-tetangganya sebagai lawan. Yerusalem telah menjadi najis di tengah-tengah mereka. 












💠 RENUNGAN :


JANGAN MENCOBAI TUHAN : Keluhan & Permohonan

         

Secara keseluruhan, Kitab Ratapan terdiri dari lima syair. Isinya berupa ratapan atas jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel, kehancurannya serta kisah Masa Pembuangan. Hal ini terjadi pada 586 sM.

Penulis Ratapan memulai ratapannya yang pertama dengan menggambarkan Yerusalem sebagai janda yang berduka dan meratap (1-11a). 

Meski kitab ini pada umumnya bernuansa sedih, namun di dalamnya ditemukan pelbagai ungkapan kepercayaan kepada Allah. Bahwa ada harapan akan masa depan yang cerah. Syair-syair dalam kitab ini digunakan orang Yahudi dalam ibadah pada hari-hari khusus untuk berpuasa dan berkabung.


Dalam 1:1-22, Yeremia melukiskan adanya kesunyian yang mencekam karena suasana duka. Kejayaan negeri yang dahulunya dikenal dan dihormati bangsa-bangsa hanya tinggal puing-puing penderitaan. 



Pada bagian kedua (11b-22), penulis mengidentifikasikan diri ("aku") dengan Yerusalem. Ia sadar bahwa dosa-dosanya begitu dahsyat sehingga ia mengakui bahwa murka Allah memang pantas diterimanya. Justru oleh karenanya, ia memberanikan diri memanjatkan doa mohon belas kasih Allah.

Ia sadar kalau sudah begini, hanya Tuhan yang tetap mengasihinya, betapa pun murka-Nya atas kejahatannya. Maka, seraya mengaku dosa dan menerima segala konsekuensinya, ia tetap berharap belas kasih-Nya.
 
Kepada siapa lagi kita harus berpaling kala deraan murka Allah melanda hidup kita saat kita bermain-main dengan dosa? 

Dia murka dan menghukum bukan untuk membinasakan melainkan untuk mendisiplin, memurnikan, supaya akhirnya bisa memulihkan umat-Nya dalam kekudusan dan kemuliaan. Kristus menjadi alasan keberanian kita untuk meminta pengampunan Allah bila kita jatuh, supaya kita bisa bangkit kembali.
 
Dalam ratapan Yeremia, kita belajar bahwa kejayaan itu tidak kekal. Ada saatnya semuanya hancur dan yang tersisa hanyalah kepedihan yang mendalam. Hanya Tuhanlah yang kekal. Karena itu, marilah kita letakkan hidup kita dalam tangan Tuhan dan bertekad tidak mengandalkan manusia, harta, kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan yang kita miliki. Hiduplah senantiasa dalam persekutuan yang intim dengan-Nya dan berani membuka diri untuk dikoreksi oleh Tuhan. 

 ✝️ ✝️ ✝️

 



💠 MENYANYI : KJ 389 (1, 2, 3)


🎶
Besarlah kasih Bapaku, selalu melingkupiku;
di mana-mana diriku diasuhNya.

🎶
Betapa kasihNya besar! Tak usah hatiku gentar,
'ku berbahagia benar, diasuhNya.

🎶 
Ya Bapa, dalam kasihMu arahkan tiap langkahku;  
'ku yakin Kau tetap teguh mengasuhku.




 









💠 BERDOA
      (Papa, mulai) 





                 (.......... Syafaat ........)

Ya Bapa, dalam pengasihan-Mu kami mohon, 

                    dengarlah permohonan kami, 

yang kami sampaikan kepada-Mu di dalam nama Yesus Kristus, TUHAN dan Juruselamat kami, yang mengajarkan kami berdoa bersama : ...

Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat

(🎶 Doksologi, KJ 475)
Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.  Amin. 

Tidak ada komentar: