MEZBAH KELUARGA
Jumat, 3 Desember 2021
Lukas 13:10-17
JANGAN MUNAFIK! - IBADAH SEJATI : KASIHILAH SESAMAMU!
💠MEMBACA MAZMUR :
📜 Mazmur 113:1-3
Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN,
PUJILAH NAMA TUHAN!
Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan,
SEKARANG INI DAN SELAMA-LAMANYA.
Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari
TERPUJILAH NAMA TUHAN.
💠MENYANYI : KJ 10.
🎶
Pujilah Tuhan, Sang Raja yang Mahamulia!
Segenap hati dan jiwaku, pujilah Dia!
Datang berkaum, brilah musikmu bergaung, Angkatlah puji - pujian !
🎶
Pujilah Tuhan! Hai jiwaku, mari bernyanyi!
Semua mahluk bernafas, iringilah kami!
Puji terus Nama Yang Maha Kudus!
Padukan suaramu: Amin.
💠DOA SYUKUR HARI INI :
.....
💠BACAAN ALKITAB :
📖 Lukas 13:10-17 (AYT)
10 Suatu kali, Yesus mengajar di sebuah sinagoge pada hari Sabat.
11 Di sana ada seorang perempuan yang kerasukan roh sehingga membuatnya sakit selama delapan belas tahun. Punggung perempuan itu bungkuk sehingga tidak dapat berdiri tegak.
12 Ketika Yesus melihatnya, Dia memanggil perempuan itu dan berkata, “Hai perempuan, kamu sudah dibebaskan dari penyakitmu.”
13 Kemudian, Yesus menumpangkan tangan-Nya pada perempuan itu dan seketika itu juga, ia dapat berdiri tegak dan memuji Allah.
14 Akan tetapi, pemimpin sinagoge itu menjadi geram karena Yesus menyembuhkan pada hari Sabat. Ia berkata kepada orang banyak, “Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu, datanglah untuk disembuhkan pada hari-hari itu, bukan pada hari Sabat.”
15 Namun, Tuhan menjawab orang itu, “Kamu orang-orang munafik! Bukankah kamu semua melepaskan sapi atau keledai milikmu yang terikat di kandang dan menuntunnya keluar untuk minum pada hari Sabat?
16 Karena itu, tidakkah perempuan ini, seorang keturunan Abraham yang telah diikat selama delapan belas tahun oleh Setan, juga harus dilepaskan dari belenggunya itu pada hari Sabat?”
17 Ketika Yesus berkata demikian, semua lawan-Nya dipermalukan, dan orang banyak bersukacita atas segala perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.
💠RENUNGAN :
JANGAN MUNAFIK! - IBADAH SEJATI : KASIHILAH SESAMAMU!
Kita tentu sepakat bahwa segala peraturan agama dibuat untuk membuat peribadatan menjadi tertib. Peraturan agama, salah satunya berfungsi untuk mengatur kehidupan umat agar tercipta suasana saling mengasihi dan saling menghargai. Maka kalau peraturan agama membuat manusia menjadi tidak manusiawi, masihkah dapat kita sebut itu sebagai peraturan agama? Ini jelas harus kita pertanyakan.
Bagi Tuhan Yesus, pertolongan atas orang yang telah dirasuk setan selama 18 tahun adalah sesuatu yang mendesak. Sabat dan rumah ibadat tidak boleh menjadi penghalang. Bukankah Sabat justru diberikan Allah untuk kebutuhan manusia (Mrk. 27)? Seharusnya ada ruang di hari Sabat untuk memberi pertolongan bagi mereka yang sakit atau yang membutuhkan uluran tangan.
Ketaatan atas Sabat bukan berarti meniadakan belas kasihan atas sesama. Keduanya harus disandingkan. Jadi, pertolongan yang Yesus berikan di hari Sabat dilandasi kasih kepada Allah dan manusia.
Berbeda dengan pemimpin rumah ibadat. Tampaknya ia mengasihi Allah, ternyata ia mengabaikan sesama. Sebagai pemimpin rumah ibadat, seharusnya ia bersyukur bila kebaikan Allah dinyatakan kepada orang yang dirasuk setan itu. Namun sebaliknyalah yang terjadi. Ia malah bersungut serta menyulut amarah jemaat, ketika melihat orang itu mengalami pemulihan total. Padahal ia sendiri pun sering melanggar Sabat dengan menggiring ternaknya untuk memberi mereka makan dan minum (15). Maka di hari Sabat itu, Yesus menyatakan kehendak Allah yang sejati. Ia memulihkan orang yang dirasuk setan sekaligus membongkar kemunafikan dalam diri pemimpin rumah ibadat.
Ironis, orang yang seharusnya mengarahkan pelaksanaan peraturan agama, justru memutarbalikkannya. Peraturan agama hanya ia tujukan bagi orang lain, dan bukan bagi dirinya juga. Kita pun bisa terjebak ke dalam kesalahan yang sama sehingga kita hanya bisa melihat kesalahan orang lain, padahal kesalahan kita jauh lebih buruk. Kiranya Tuhan menolong kita untuk tidak munafik.
💠MENYANYI : PKJ 246.
🎶
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan,
bila tiada rela sujud dan sungkur?
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan,
bila tiada hati tulus dan syukur?
Ref.
Ibadah sejati, jadikanlah persembahan.
Ibadah sejati: kasihilah sesamamu!
Ibadah sejati yang berkenan bagi Tuhan,
jujur dan tulus ibadah murni bagi Tuhan.
🎶
Marilah ikut melayani orang berkeluh,
agar iman tetap kuat serta teguh.
Itulah tugas pelayanan, juga panggilan,
persembahan yang berkenan bagi Tuhan.
Ref.
Ibadah sejati, jadikanlah persembahan.
Ibadah sejati: kasihilah sesamamu!
Ibadah sejati yang berkenan bagi Tuhan,
jujur dan tulus ibadah murni bagi Tuhan.
🎶
Berbahagia orang yang hidup beribadah,
yang melayani orang susah dan lemah
dan penuh kasih menolong
orang yang terbeban;
itulah tanggung jawab orang beriman.
Ref.
Ibadah sejati, jadikanlah persembahan.
Ibadah sejati: kasihilah sesamamu!
Ibadah sejati yang berkenan bagi Tuhan,
jujur dan tulus ibadah murni bagi Tuhan.
💠BERDOA :
Ya Tuhan, Bapa kami yang Pengasih, di pagi hari ini kami mengangkat ucapan syukur kami kepada-Mu.
Ya Yesus yang murah hati, bagi Engkau manusia yang menderita itu lebih penting dibandingkan dengan diri-Mu sendiri. Kami memohon, teguhkanlah iman dan panggilan kami agar kami pun berani mewujudkan tindakan kasih kepada orang-orang yang sangat membutuhkannya.
Ya Tuhan, kami percaya, bahwa sebagaimana Engkau telah menolong diri kami di hari-hari yang lalu, maka Engkau juga akan kembali melakukannya di dalam hidup kami di sepanjang hari ini.
Tuntunlah diri kami dengan firman-Mu agar semua keputusan dan pilihan yang kami ambil berkenan kepada-Mu.
Ya Tuhan, kami mohon, sertailah diri kami dengan Roh-Mu . Tolonglah diri kami dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab kami pada hari ini dan berkatilah semuanya itu dengan keberhasilan.
Pakailah diri kami menjadi saluran berkat-Mu bagi lingkungan kami.
Di dalam nama Yesus Kristus, Sang Penguasa dan Penuntun hidup kami, kami berdoa kepada Bapa yang Pengasih.
***
Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
🎶 (Doxologi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar