Selasa, 30 Maret 2021

Mezbah Keluarga : RUMAH SEBAGAI RUANG PERAYAAN





MEZBAH KELUARGA 
31 Maret 2021
Matius 26:17-29 
RUMAH SEBAGAI RUANG PERAYAAN


💠 Menyanyi :   KJ 178. 
KAR'NA KASIHNYA PADAKU

🎶
Kar'na kasihNya padaku 
Yesus datang ke dunia;
Ia t'lah memb'ri hidupNya 
gantiku yang bercela.

Ref.
O, betapa mulia 
dan ajaib kuasaNya!
Kasih Jurus'lamat dunia 
menebus manusia.

🎶
Dengan sabar dan hikmatNya 
Yesus pimpin hidupku;
Firman dan kebenaranNya 
itulah peganganku.

Ref.
O, betapa mulia 
dan ajaib kuasaNya!
Kasih Jurus'lamat dunia 
menebus manusia.


💠 Berdoa :

(diucapkan bersama-sama)

      🤲 Ya Allah kehidupan, 
Allah yang pengasih, 
di sini sekarang aku persembahkan kepada-Mu seluruh hidupku.

Seperti empu yang menekuk bambu 
dan mengukirnya, 
bentuklah dan pakailah aku. 

Jadikan aku suatu alat yang baik, 
yang Roh Kudus dapat hidupkan, 
dan ajarlah aku menyanyikan pujian kepada-Mu. 

Amin.


💠 Membaca Alkitab :
         ðŸ“–  Matius 26:17-29 (AYT)  

26:17  Sekarang, pada hari pertama Roti Tidak Beragi, para murid datang kepada Yesus dan bertanya, “Di mana Engkau ingin kami mempersiapkan makan Paskah bagi-Mu?” 

26:18  Yesus menjawab, “Masuklah ke kota, kepada seseorang, dan katakan kepada-Nya, ‘Guru berkata, “Waktu-Ku sudah dekat. Aku akan merayakan Paskah di rumahmu bersama murid-murid-Ku.”’” 

26:19  Para murid melakukan seperti yang telah Yesus pesankan kepada mereka, dan mempersiapkan Paskah itu. 

26:20  Sekarang, ketika mulai malam, Yesus duduk makan bersama dengan kedua belas murid. 

26:21  Dan, saat mereka sedang makan, Dia berkata, “Aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu bahwa salah satu dari kamu akan mengkhianati Aku.” 

26:22  Mereka sangat sedih dan masing-masing orang mulai berbicara kepada-Nya, “Pastinya, bukan aku, Tuhan?” 

26:23  Dan, Dia menjawab, “Ia, yang mencelupkan tangannya ke dalam mangkuk bersama-sama Aku, dialah yang akan mengkhianati Aku. 

26:24  Anak Manusia akan pergi seperti yang tertulis tentang Dia. Namun, celakalah orang itu, yang olehnya Anak Manusia dikhianati! Akan lebih baik bagi orang itu jika ia tidak pernah dilahirkan.” 

26:25  Kemudian Yudas, yang akan menyerahkan Yesus, berkata kepada-Nya, “Pasti bukan aku, Rabi?” Yesus berkata kepadanya, “Kamu sudah mengatakannya.” 

26:26  Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti. Dan, setelah memberkatinya, Yesus memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada para murid serta berkata, “Ambillah dan makanlah, ini adalah tubuh-Ku.” 

26:27  Kemudian, Dia mengambil cawan, mengucap syukur, dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya, “Kamu semua, minumlah darinya. 

26:28  Sebab, ini adalah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan untuk banyak orang untuk pengampunan dosa-dosa. 

26:29  Aku mengatakan kepadamu bahwa Aku tidak akan meminum hasil pohon anggur ini, dari sekarang sampai hari itu, ketika Aku meminum anggur yang baru bersama kamu dalam kerajaan Bapa-Ku.” 



💠 Renungan :

  📌 "Aku akan merayakan Paskah di rumahmu bersama murid-murid-Ku.” 
(26:18b AYT)


RUMAH SEBAGAI RUANG PERAYAAN




Di setiap rumah selalu tersedia ruang yang cukup untuk merayakan kebersamaan dengan Tuhan. Rumah tidak sekedar ruang perjamuan, namun di rumah juga lah sebuah kegembiraan hendak diwujudkan. Gembira karena kehadiran-Nya memberi arti pengenalan oleh diri sendiri berujung pada pengakuan betapa rapuhnya manusia. "Bukan aku ya Tuhan?" (ay. 22) menjadi pernyataan kuat bahwa 'bukan aku' adalah jawaban untuk menyangkal kelemahan diri. Disinilah sikap egois menemukan bentuknya yang dapat merusak relasi, sebab bukan aku berarti orang lain. Perayaan Paskah yang menjadi perayaan sukacita dapat ternoda oleh pernyataan bukan aku dan rumah sebagai ruang perayaan berubah suasana menjadi ruang penyangkalan. 



Kisah perjamuan malam di rumah adalah kisah dimana Yesus menunjukkan betapa bernilainya Perayaan Paskah, sebab perjamuan malam yang berujung Paskah adalah kegembiraan seisi rumah. Peringatan Yesus menunjukkan bahwa kegembiraan dapat berubah ketika pengkhianatan terjadi, ketika penyangkalan terwujud.


Firman Tuhan ini mau mengingatkan kita bahwa di rumahlah persekutuan menjadi bermakna. Di rumahlah sebuah kegembiraan dapat terwujud apa adanya tanpa polesan dan topeng. Semua berawal dari sikap sedia melihat keterbatasan diri dan sedia untuk tidak menyangkal kelemahan diri. Perjamuan malam di rumah memperlihatkan dengan gamblang bahwa kehidupan tidak diabaikan oleh-Nya. Tuhan senantiasa mau hadir di rumah kita dan kitalah yang patut menyambut-Nya dengan sukacita.




Hari ini kepada kita dikemukakan bahwa rumah adalah ruang perayaan yang ketika hal ini diabaikan, maka rumah akan kehilangan sukacitanya. Setiap anggota keluarga perlu memahami bahwa dalam keterbatasan kita selalu ada ruang pemulihan yang dilakukan Tuhan. Perjamuan malam adalah perjamuan di rumah dan sungguh amat menggembirakan, sebab Tuhan mau hadir di rumah kita. Maju terus bersama Tuhan Yesus, sebab dalam persekutuan dengan-Nya rumah kita menjadi rumah pengharapan. 

Amin.



💠 Menyanyi :  447 (1)
DALAM RUMAH YANG GEMBIRA

🎶
Dalam rumah yang gembira 
bunga Injil berseri;
dalam kasih yang setia 
'ku berbakti tak henti.
Rut, Deborah dan Maria 
jadi contoh bagiku.
'Ku berjanji dan sedia, 
mara dapat kutempuh.



💠 Berdoa :

      🤲 Ya Tuhan Yesus Kristus
Tolonglah kami agar dapat merespon kasih-Mu bagi keselamatan kami, sehingga kami mampu bersyukur dalam segala hal.

Ya Tuhan yang melihara hidup umat, 
Ajarlah kami untuk menaruh kepercayaan pada penyelenggaraan ilahi-Mu pada jalan hidup kami hari ini. 

Dan tolonglah kami untuk selalu mensyukuri kesediaan-Mu hadir di rumah kami.

*****


Bapa kami yang di sorga, 
Dikuduskanlah nama-Mu, 
Datanglah Kerajaan-Mu, 
Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. 

Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. 

Amin.


Tidak ada komentar: