Minggu, 23 Oktober 2022

Renungan 2 Samuel 15:24-26



TAK USAH KHAWATIR TUHAN ITU SETIA
2 Samuel 15:24-26



Dan lihat, juga Zadok  ada di sana beserta semua orang Lewi pengangkat tabut perjanjian Allah. Mereka meletakkan tabut Allah itu--juga Abyatar ikut datang--sampai seluruh rakyat dari kota selesai menyeberang. (ayat 24)

Bacaan kita hari ini menggambarkan kesetiaan para imam dan orang-orang Lewi, serta keteguhan hati mereka terhadap Daud dan kepentingannya. Mereka tahu betapa Daud sangat mengasihi mereka dan pelayanan mereka, kendati dengan kegagalan-kegagalannya. 

orang-orang yang menjadi teman bagi tabut Allah pada masa mujur, akan mendapati tabut itu menjadi teman bagi mereka pada masa susah. Dulu Daud tidak mau tinggal diam sebelum menemukan tempat tinggal bagi tabut itu. Dan sekarang, jika para imam boleh mengutarakan pikiran mereka, tabut itu tidak akan tinggal diam sebelum Daud kembali ke tempat tinggalnya.

Perkataan Daud kepada Zadok, suatu perkataan yang bagus, dan menunjukkan bahwa suasana hatinya sangat baik di tengah penderitaannya, dan bahwa ia masih memegang teguh kelurusan hatinya.

Daud sangat rindu untuk kembali menikmati hak-hak istimewa di rumah Allah. Ia akan menganggapnya sebagai bentuk perkenanan Allah yang paling besar kepadanya, jika ia sekali lagi saja dapat dibawa kembali untuk melihat rumah Allah dan tempat kediaman-Nya. Hal ini akan lebih menyukakan hatinya daripada dibawa kembali ke istana dan takhtanya sendiri.

Jeremi Wilson

Alkisah, Jeremi Wilson, seorang pengacara muda, saat masih kuliah, teman sekamarnya bertunangan dengan seorang wanita yang bertempat tinggal kurang lebih 1300 km jauhnya. 

Teman Jeremi ini adalah seorang yang selalu merasa kuatir dan pesimis, sehingga senantiasa mempertanyakan kedekatan hubungan mereka. Ia kuatir mereka bakal berpisah. Jika ia tidak menerima surat sehari saja, ia langsung yakin bahwa tunangannya tidak lagi mencintainya dan akan segera memutuskan hubungan dengannya.

Jeremi dibuat begitu jengkel dengan kekuatirannya sehingga mendesaknya untuk menelepon si gadis. Ia pun selalu mendapati bahwa segalanya tidak berubah dan cinta gadis itu tak pernah goyah. Setelah merasa lega, ia menepis keraguannya, dan berjanji tidak akan ragu lagi--tetapi ternyata ia hanya dapat bertahan selama tiga hari!

Meski terkadang iman kita goyah dan mempertanyakan kasih Tuhan, Dia tetaplah setia. Bahkan saat kita meragukan janji-janji-Nya, merasa jauh dari hadirat-Nya, atau terjerumus kedalam dosa, kesetiaan-Nya tinggal tetap. 

Yakinlah Tuhan akan selalu menggenapi semua yang pernah dikatakan. Pada saat kita merasa jauh dari Tuhan, ingatlah bahwa perasaan hati-Nya tak pernah berubah kepada kita. 

Ini bukan masalah bagaimana perasaan kita, melainkan kenyataan tentang kesetiaan Tuhan yang seteguh batu karang.

PERCAYA AKAN KESETIAAN-NYA  MENGHILANGKAN KEKUATIRAN KITA

Tidak ada komentar: