Kamis, 04 Februari 2021

Mezbah Keluarga : MEMBERIKAN KEBAIKAN DENGAN KESETIAAN






MEZBAH KELUARGA 
Kamis, 4 Februari 2021


Menyanyi : GB 278. (1, 2 )
HAI, UMAT TUHAN CELIKKANLAH

🎢
Hai, umat Tuhan celikkanlah matamu;
dengarlah tangis dan ratap yang tertindas.
Mari berjuang entaskan kemiskinan,
jangan biarkan sesamamu terlantar.

Ref.
Bergandeng tanganlah, satukan hatimu,
nyatakanlah Kristus dalam karya hidupmu.
Tolonglah yang lemah, 
hiburkan yang sedih,
tanda syukur dalam Kristus, Tuhanmu.

🎢
Hai umat Tuhan satukanlah ikatan;
murnikan kasih, rendahkanlah hatimu
Setiap orang dib'rikan-Nya talenta
untuk berkarya, bersaksi bagi Tuhan.
Ref.
Bergandeng tanganlah, satukan hatimu,
nyatakanlah Kristus dalam karya hidupmu.
Tolonglah yang lemah, hiburkan yang sedih,
tanda syukur dalam Kristus, Tuhanmu.




Berdoa :
🀲
YA ALLAH YANG KUDUS
Kekuatan kami dan Penebus kami
dengan Roh-Mu kuasai kami selamanya
sehingga melalui rahmat-Mu
kami boleh menyembah Engkau
dan dengan setia melayani Engkau,
mengikuti dan gembira mencari Engkau,
melalui Yesus Kristus,
Juruselamat dan Tuhan kami.
Amin.



Baca Alkitab : 
πŸ“–  Amsal 20 : 6-7



Renungan : 
☦️  MEMBERIKAN KEBAIKAN DENGAN KESETIAAN 




           "Kebaikan" dan "Kesetiaan" merupakan dua kata  sifat yang mau kita renungkan pagi hari ini dengan mengacu pada Ayat Pilihan, yaitu Amsal 20:6 AYT  yang menyatakan, "Banyak orang menyebut dirinya baik, tetapi orang yang setia, siapa dapat menemukan?" 

 
         Pada kenyataannya mencari orang baik atau yang melakukan kebaikan itu mudah, tetapi mencari orang yang setia itu sangat sulit, hal ini mungkin sama sulitnya dengan mencari jarum ditumpukan jerami. Itu persis seperti apa yang dikatakan Salomo dalam salah satu Amsalnya tadi, "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?" (Amsal 20:6). 

        Mengaku menjadi teman itu mudah, namun menjadi sahabat yang setia baik di dalam suka maupun duka, susahnya minta ampun. Mencari orang yang baik itu jauh lebih mudah ketimbang menemukan orang yang setia, yang bisa dipercaya. Dari masa ke masa kita akan terus berhadapan dengan masalah ini, bahkan diantara kita sendiri pun mungkin sulit untuk setia. Padahal seharusnya tidak demikian, karena kesetiaan merupakan salah satu kualitas utama yang diharapkan ada dalam diri orang percaya. Paulus kepada Timotius, berpesan, "...kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan." (1 Timotius 6:11).  Dalam Amsal-nya yang lain, Salomo mengingatkan : "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong." (Amsal 19:22).

        Nah, tentang kesetiaan dan kebaikan, dalam Kolose 3:22-23 Rasul Paulus mengajarkan, jika kita ingin menjadi orang baik, orang yang melakukan kebaikan, maka kita tidak boleh melakukan segala sesuatu hanya untuk menyenangkan orang saja, tetapi kita harus taat dalam segala hal dengan hati yang tulus, dan ketulusan hati kita itu harus didasarkan karena kita takut akan Tuhan. Apapun yang kita lakukan, kita melakukannya  dengan segenap hati (=dengan sebaik-baiknya) seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

         Berikut ini adalah kisah nyata hidupnya seorang yang baik dan juga seorang yang setia, Dia adalah pencipta lagu rohani : "It is well with my soul". Dia adalah Horatio Spafford. Horatio adalah seorang percaya yang baik dan setia. Ia bekerja sebagai seorang pengacara sekaligus pengusaha real estate di Chicago pada tahun 1840. Ia mempunyai 1 istri dan 5 anak (1 laki-laki dan 4 perempuan). Walaupun ia hidup sangat kaya dan berkelimpahan, Horatio dan seluruh keluarganya aktif dalam kegiatan gereja dan menjadi  jemaat yang setia. 

       Dalam kehidupannya, Horatio Spafford mengalami banyak tragedi. Putranya satu-satunya yang berusia 4 tahun, 
meninggal dunia akibat demam berdarah, pada 1870. Kemudian pada Hari Minggu, 8 Oktober 1871, terjadi kebakaran besar yang melanda kota Chicago, yang dikenal dengan The Great Chicago Fire). Kebakaran itu berlangsung selama tiga hari, dan selesai pada hari Selasa, 10 Oktober 1871. Kebakaran dasyat itu telah menewaskan 300 orang dan menghancurkan 9 km persegi kota Chicago. Lebih dari 100 ribu penduduk kehilangan tempat tinggal. Kebakaran itu juga membakar habis seluruh aset milik Horatio Spafford, sehingga perusahaannya bangkrut. Walaupun demikian, ia tetap tenang namun ia dengan semangat membangun kembali usahanya sambil dia juga membantu orang-orang yang telah kehilangan rumahnya. Tahun 1873, Horatio Spafford dan seluruh keluarga berlibur ke Eropa sekaligus untuk menghadiri pertemuan penginjil di Inggris yang dilakukan oleh sahabatnya DL. Mody. Sesaat sebelum meninggalkan pelabuhan, Horatio  terpaksa menunda keberangkatannya karena urusan bisnis. Istri dan keempat anaknya meneruskan perjalanan ke Eropa. Tanggal 22 Nopember 1873 malam, kapal yang ditumpangi bertabrakan dengan kapal besi Inggris, sehingga menewaskan keempat anaknya. Istri Horatio selamat, dan dalam kesaksiannya, ia berkata “Tuhan memberi aku 4 anak perempuan. Sekarang mereka diambil dariku… Suatu hari nanti aku akan mengerti mengapa…?”   Setelah berkata seperti itu, istrinya mendengar suara “Engkau diselamatkan untuk suatu tujuan”.  Kemudian istrinya mengirim telegram kepada Horatio : “aku sendiri yang selamat, apa yang harus aku lakukan”.  Lalu Horatio  menuju Inggris untuk berjumpa istrinya dengan naik kapal. Dalam perjalanan, kapten kapal menunjukkan lokasi kecelakaan yang telah menewaskan 4 anaknya.  Sepanjang malam Horatio tidak dapat tidur. Ia merenungkan semua yang terjadi dalam hidupnya. Dalam keadaan yang hancur, Horatio menulis pada secarik kertas : “It is well, the will of God be done” (semuanya baik, kehendak Tuhan sudah terjadi). 



Di atas kapal itulah Horatio menulis lirik lagu “It is well with my soul” 


When peace, like a river, attendeth my way,
When sorrows like sea billows roll;
Whatever my lot, Thou has taught me to say,
It is well, it is well, with my soul.

Ref.
It is well, with my soul,
It is well, it is well, with my soul.


Though Satan should buffet, though trials should come,
Let this blest assurance control,
That Christ hath regarded my helpless estate,
And hath shed His own blood for my soul.

Ref.
It is well, with my soul,
It is well, it is well, with my soul.


My sin, O, the bliss of this glorious thought!
My sin, not in part but the whole,
Is nailed to the cross, and I bear it no more,
Praise the Lord, praise the Lord, O my soul!

Ref.
It is well, with my soul,
It is well, it is well, with my soul.


Lagu ini dalam Buku Gita Bakti nomor 236 kita kenal dengan  judul KETIKA HIDUPKU SENTOSA (It Is Well with My Soul)


GB 263. (1, 2, 3 )
KETIKA HIDUPKU SENTOSA 
(It Is Well with My Soul)

Ketika hidupku sentosa, teduh,
ataupun sengsara penuh,
di dalam kasih-Mu kutinggal teguh,
nyamanlah, nyamanlah jiwaku.
Ref.
Nyamanlah jiwaku,
nyamanlah, nyamanlah jiwaku.

Meski oleh iblis aku diserang,
hatiku tenang dan teguh,
sebab Kristus t'lah menyelamatkanku;
darah-Nya menebus jiwaku.
Ref.
Nyamanlah jiwaku,
nyamanlah, nyamanlah jiwaku.


Marilah, ya Tuhan, datanglah seg'ra
dengan sepenuh kuasa-Mu.
Nafiri berbunyi dan langit lenyap;
ya, tetap nyamanlah jiwaku!
Ref.
Nyamanlah jiwaku,
nyamanlah, nyamanlah jiwaku.


           Penulis Amsal sudah mengungkapkan realita yang sering terjadi dalam kehidupan kita,  banyak orang kelihatannya baik hati,  mereka suka melakukan kebaikan, mereka banyak memberi bantuan, sikapnya sangat dermawan dan murah hati tetapi sesunguhnya mereka hanya berpura-pura atau ingin meninggikan dirinya dengan kebaikan yang mereka lakukan. Kebajikan itu akan mennjadi sesuatu yang tidak bernilai dimata Allah jika dilakukan tanpa ketulusan dan sikap hati yang setia dan taat pada Allah. Suatu kebajikan itu harus berasal dari hati yang tulus dan dilakukan dengan penuh syukur tanpa kepura-puraan atau motivasi yang lainnya. Marilah kita memulai hari dengan menghayati kebaikan Allah dan memancarkannya bagi sesama kita lewat kata, karya dan tindakan yang nyata.


Menyanyi : GB 263. (1, 2)
KETIKA HIDUPKU SENTOSA 
(It Is Well with My Soul)

🎢
Ketika hidupku sentosa, teduh,
ataupun sengsara penuh,
di dalam kasih-Mu kutinggal teguh,
nyamanlah, nyamanlah jiwaku.
Ref.
Nyamanlah jiwaku,
nyamanlah, nyamanlah jiwaku.

🎢
Meski oleh iblis aku diserang,
hatiku tenang dan teguh,
sebab Kristus t'lah menyelamatkanku;
darah-Nya menebus jiwaku.
Ref. 
Nyamanlah jiwaku,
nyamanlah, nyamanlah jiwaku.


Berdoa :

🀲
Seperti Engkau berlaku setia kepada Bapa di Sorga, kami pun ingin belajar untuk berlaku setia, sebab itulah yang berkenan bagi-Mu. Mampukan kami, ya Tuhan, untuk melakukan kebaikan kepada sesama dalam ketulusan, seperti melakukannya untuk Tuhan. 


----- saat teduh -----


Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. 

Amin.

Tidak ada komentar: